Minggu, 21 September 2008

Kyai Bahu (Tumenggung Bahurekso)

Dalam catatan Amien Budiman, Tidak heran atas prestasinya ini Panembahan Senopati akhirnya mempromosikannya menjadi bupati Pekalongan dengan nama Kyai Tumenggung Bahurekso. Akan tetapi lanjutan tulisan Amien Budiman, meskipun telah resmi menjadi bupati pekalongan, dalam sumber sejarah VOC, Kyai Tumenggung Bahurekso tetap disebut Tumenggung Kendal. Ini tidak berlebihan, sebab, sejarah Pekalongan/Batang memang mencatat bahwa Kyai Bahurekso memang pernah menjabat di Kabupaten Pekalongan/Batang, tetapi tidak sebagai seorang bupai/adipati melainkan hanya sebagai pejabat kerajaan Mataram. Oleh karenanya bupati Pekalongan/Batang yang pertama adalah Tumenggung Mandurorejo dan Upashanta.

Rabu, 17 September 2008

Pencinta Alam dan Alam

Pencinta alam berasal dari penggalan kata cinta yang artinya kasih, sayang. Kemudian mendapat awalan pe menjadi pencinta yang artinya orang yang melakukan kasih dan sayang dalam hal ini melestarikan. Dan alam artinya bumi dan seisinya. Pencinta Alam secara umum mempunyai arti bahwa seseorang yang melakukan kasih sayang terhadap alam dengan cara melestarikannya.

Dilihat dari artinya saja, bahwa sesorang yang menyatakan dirinya sebagai seorang pencinta alam harus berani menerima dan melakukan konsekuensi di dalamnya yaitu antara lain: 1) Tidak melakukan hal yang bersifat merusak, seperti: *)menebang pohong atau ranting kemudian dibiarkan begitu saja sebagai maksud setelah kering nanti bisa digunakan untuk pengapian api unggun, *)Membuang/meninggalkan sampah plastik dan sejenisnya bekas mie instan atau yang lainnya di sembarang tempat. 2) Menjaga dan melakukan pelestarian terhadap lingkungan dengan tidak mengharapkan imbalan dan pujian atau dengan kata lain dilakukan dengan berikhlas hati.

Ada kata bijak yang dijadikan etika bagi pencinta alam yaitu, Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak, jangan mengambil sesuatu kecuali gambar dan Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu.

Namun pada akhir-akhir ini banyak kita jumpai, mereka yang katanya mengaku sebagai seorang pencinta alam yang melakukan kegiatan camping atau pendakian gunung, banyak yang tidak menghiraukan bahkan tidak memahami etika tersebut.

Kamis, 04 September 2008

MarhAbaN ya...RaMadh4N

oleh : Ky. A. Mustofa Bisri


Setiap datang bulan Ramadhan, kaum muslimin menyambutnya dengan menyatakan, "Marhaban Ya Ramdhan, Selamat Datang, Ramadhan!". Seolah-olah Ramadhan merupakan merupakan "tamu" yang dinanti-nantikan kedatangannya. Tapi, tamu yang dinanti-nantikan kedatangannyabelum tentu karena tamunya itu sendiri. Sering orang menanti-nantikan kedatangnya belum tentu karena tamunya itu sendiri. Sering orang menanti-nanti kedatangan tamu karena mengetahui dan mendambakan apa - atau apa-apa - yang dibawa si tamu.

Mungkin, memang ada yang menanti-nanti datangnya bulan Ramadhan karena alasan yang religi atau bahkan spiritual. Namun, banyak yang menyambut bulan itu justru karena keistimewaan-keistimewaan duniawi yang menyertainya.

Industri pertelivisian, misalnya, jauh-jauh hari -jauh sebelum para kiai pesantren menyusun jadwal pengajian pasanan- sudah menyiapkan jadwal acara yang akan ditayangkan selama bulan Ramadhan. Artis-artis dan ustad-ustad metropolitan jauh-jauh hari sudsah banyak yang dikontrak untuk mengisi acara-acara bulan suci. Pedagang-pedagang jauh-jauh hari sudah ancang-ancang menaikkan harga-harga kebutuhan pokok, terutama makanan.

Rabu, 03 September 2008

Kyai Jebeng

Tentang Kyai Jebeng Pegandon cerita yang tersebar di daerah sekitar, bahwa Kyai Jebeng Pegnadon adalah santri atau pengikut Pangeran Benowo. Dan dituturkan bahwa nama Kyai Jebeng Pegandon yang sebenarnya adalah Surogondo. Disebut Jebeng Pegandon, karena tokoh yang mebmuka desa dan kemudian dinamakan Pegandon itu meninggal dunia dalam usia muda, yang atrinya belum berkeluarga, sehingga ada kesulitan untuk mencari asal-usulnya. Namun pada akhir-akhir ini diketahui bahwa para "penyekar" secara rombongan berasal dari trah keraton Surakarta.

Tanda kebesaran dan kealiman Kyai Jebeng Pegandon ini kadag-kadang masih dapat dirasakan oleh para penduduk sekitar. Antara percaya dan tidak percaya, jika waktu sholat telah tiba dan tetap ada orang yang bekerja di sekitar makamnya, maka yang bersangkutan mendapat peringatan. Kadang-kadang barang bawaannya (rumput) ditunggui seekor ular. Kalau tidak demikian, barang bawaannya dimasuki ular, dan karena tidak diketahui, maka barang itu tetap diangkat. Anehnya, si empunya tidak mampu lagi mengangkat. Namun, setelah dibuka ternyata diketahui di dalam rumput itu ada seekor anak ular kecil. Kalau tidak demikian, kadang-kadang terlihat seekor katak yang "besarnya" luar biasa.