Jumat, 09 Desember 2011

21 unit Komputer Raib Dibawa Pencuri


Kamis (8/12) dini hari kemarin, sekolahku digemparkan oleh suasana kondisi ruang komputer yang berantakan karena sebelumnya kedatangan tamu tidak bermoral alias pencuri alias maling. Ini sungguh mengganggu konsentrasi para siswa, karena mereka sedang melaksanakan Tes Ulangan Semester, yang berakhir pada hari ini. Maling itu menggasak seluruh komputer yang ada di ruang lab tersebut. Menurut informasi pihak pengelola lab, sejumlah 21 unit CPU (1 unit dari ruang guru) lengkap dengan monitornya serta LCD proyektor raib dibawa pencuri.
Ketika dikonfirmasi, ini terjadi karena kelalaian penjaga malam yang ketiduran sampai pagi. Pak Nasikun, 48, selaku penjaga sekolah, waktu itu ditemani oleh satu penjaga lainnya, pak Muhsin, 56. "Saya ketiduran di ruang TU, sedangkan Pak Sin (Muhsin) di serambi depan (kantor kepsek)" kata Pak Nasikun.
Lanjut dia, seperti biasanya menjelang pagi sekitar pukul 05.00, ia mematikan lampu seluruh teras kelas. Nah, ketika sampai di kelas XI.IS-4 -yang kebetulan berada tepat di depan lab. komputer- ia terheran saat melihat kondisi kaca jendela dan teralis berada di bawah yang artinya jendela itu bolong. Lantas ia segera mendekat dan mencoba melihat keadaan di dalam ruang tersebut melalui jendela yang rusak tersebut. Ia pun terkejut setelah melihat seluruh komputer yang biasanya berada di atas meja -karena untuk pembelajaran- tidak ia temukan. Dengan tergopoh-gopoh ia pun menuju ke rumah Pak Aris yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari sekolah untuk melaporkan hal ini. Lantas Pak Aris menghubungi kepala sekolah, Pak Siwanto, untuk segera ke sekolah karena keadaan ruang komputer mencurigakan.
Benar, setelah ditinjau seluruh komputer yang ada raib, ternyata semalam terjadi pencurian di ruang komputer dan ruang guru (1 unit). Kemudian pak Nasikun diutus segera melapor ke kantor polsek cepiring. Tidak lama personil kepolisian dari polsek dan polres Kendal datang meninjau lokasi kejadian, yang selanjutnya melakukan penyelidikan. Alhasil, ditemukan CPU yang tinggal rangkanya (cashing) di sungai belakang sekolah. Ternyata, pencuri cukup lihai karena hanya mengambil komponen-komponen penting yang memiliki harga jual tinggi dan mudah dibawa seperti RAM, DVD Room dan Motherboard, lalu membuang rangka luarnya ke sungai untuk menutupi jejak. Aksi pencurian ini diperkirakan sekitar jam 2-3 pagi dan pelakunya besar kemungkingkan tidak satu orang. Dalam kasus ini, Pak Nasikun dan Pak Muhsin selaku penjaga sekolah dibawa ke polsek untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Pak Aris dan Bu Mulyani, ternyata juga dimintai keterangan sebagai saksi. Kenapa? Kebetulan Pak Aris yang paling sering datang ke sekolah pada saat malam hari (biasanya ada lemburan atau sekedar datang untuk main), sedangakan Bu Mulyani, kebetulan sekitar jam 2 siang (sepulang takziyah dari Semarang) hendak mengambil helm yang tertinggal di ruang guru, dan ternyata pintunya terkunci. Setelah mencari Pak Nasikun tidak ketemu akhirnya beliau memutuskan pulang sehingga tidak jadi mengambil helm miliknya.
Menurut data yang diperoleh kerugian ditaksir sekiar Rp60-Rp70 juta. Kasus ini masih dalam penanganan pihak kepolisian.

Semoga saja pencurinya segera ketemu ya pak polisi...!!? Dan semoga ini merupakan kejadian yang terkahir di sekolahku. Dan semoga juga tidak terjadi di sekolah lain. Ambil hikmahnya saja Pak Sis..!!? (maaf, tidak menggurui lhoo pak...)

"Dibalik Rahasia Ada Rahasia..." percayalah...

Rabu, 07 Desember 2011

SINDORO: dari Normal ke Waspada 2

Sebagai peringatan saja bagi para petualang gunung atau para pendakai, perlu mewaspadai kondisi Gunung Sindoro terkini. Gunung yang berketinggian 3153 mdpl tersebut terletak di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo. Menurut informasi terkakhir, status yang semula aktif normal ditingkatkan menjadi waspada 2. Peningkatan tersebut menyusul terjadinya lonjakan aktivitas pada dapur magma gunung yang terakhir meletus pada 1970 tersebut.

Peningkatan status ini diumumkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung dalam suratnya kepada Bupati Temanggung, tertanggal 5 Desember 2011 (sumber Jawa Pos; 7/12).
Pengamatan status Gunung Sindoro dilakukan oleh Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Gentingsari Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Dr. Surono dalam suratnya membeberkan, pengamatan yang dilakukan secara intensif. Sejak 1 Oktober silam, hingga beberapa hari terakhir, menunjukkan terjadinya peningkatan drastis. Untuk kondisi di puncak gunung dalam pemantauan terakhir, suhu di dinding kawah mencapai 90 derajat celsius.

Secara terpisah, Wakil Bupati Temanggung, Budiarto, yang juga Ketua Penanggulangan Bencana Temanggung kemarin melakukan kordinasi dengan intansi terkait. Budi meminta masyarakat Temanggung untuk tenang dan tidak terpancing isu-isu yang beredar dan cenderung meresahkan. Masyarakat diminta terus mengikuti perkembangan informasi secara lengkap dari pimpinan wilayah atau camat. Masyarakat yang bedomisili di sekitar Gunung Sindoro, diminta tetap waspada dan memperhatikan perkembangan.

Rabu, 19 Oktober 2011

PAB 2011: Bersih-bersih Pantai Sikucing

Sabtu kemarin (15/10), Ardhiwana mengadakan ritual pertama dalam pengukuhan anggota baru. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari, 15 - 16 Oktober 2011 dilaksanakan di dua tempat. Hari pertama dibuka dengan upacara pada pukul 15.30 oleh Kepala Sekolah Bapak Siswanto, S.Pd.


"Sebagai komunitas pencinta alam di SMA 1 Cepiring, kalian mestinya punya ciri khusus atau sesuatu hal yang sesuai dengan jati diri seorang Ardhiwana" kata beliau dalam pembinaan upacara tersebut. Ditambahkan pula bahwa identitas seorang Ardhiwana atau ARDHIES tidak sekedar berkaos tertentu, berpenampilan fisik tertentu. Melainkan memiliki sikap dan perilaku yang menunjukan bahwa ia seorang ardhiwana, misalkan saja peduli lingkungan.

Sesuai dengan judul organisasinya -pencinta alam-, maka seseorang yang mengikuti komunitas pencinta alam harus menanamkan sikap dan perilaku sayang kepada alam, seperti peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat, mengolah sampah yang bisa didaur ulang, dan aktifitas lain yang menunjukan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

Pada Minggu paginya, kegiatan Ardhiwana dilanjutkan ke Pantai Sikucing dengan agenda utama yaitu bersih pantai dengan kegiatan membersihkan lingkungan sekitar pantai dari sampah, utamanya samapah yang berasal dari plastik.

Kamis, 18 Agustus 2011

Pemimpin Baru Pencinta Alam ARDHIWANA

Alih-alih pengen buka bareng, pada tanggal 15 Agustus 2011 kemarin, Ardhiwana melakukan hajatan sakral, Reorganisasi Pengurus atau Pemilihan Ketua Baru.
Kegiatan dimulai pada pukul 16.00 diawali upacara Pembukaan di dalam ruangang. Karena pak Yoshi selaku waka kesiswaan yang sejatinya sebagai pembina upacara dalam kegiatan tersebut tidak bisa hadir, akhirnya pembina upacara langsung dari pembina ARDHIWANA. Setelah upacara selesai, acara dilanjutkan dengan Pembacaan Laporan Pertanggungjawaban pengurus yang kemudian diakhiri dengan Pemilihan Ketua Baru. Dalam pemilihan ini SITI MUNAWAROH alias Bulug terpilih menjadi ketua Ardhiwna masa periode 2011/2012, setelah unggul perolehan suara atas 2 kandidat lainya, Ana Semat dan Eko Benyek. Ya, untuk ketiga kalinya Ardhiwana kembali diketuai seorang cewek setelah sebelumnya Villa Berit dan Hesti Udel. Biarpun cewek, semoga semangat dan kinerjanya tidak kalah dengan cowok. GoOd Luck...!!

Minggu, 24 Juli 2011

Ardhiwana: SEVEN SUMMIT





























Ini adalah kali ketiga Ardhiwana melakukan pendakian Gunung Merbabu. Melalui jalur Thekelan, sekitar pukul setengah sepuluh malam para ardhies -sebutan anggota Ardhiwana- melakukan perjalanan pendakian.

Sebagai agenda rutin, setiap akhir tahun semester, Ardhiwana mengadakan kegiatan "purna anggota" sebagai salah satu ritual akhir yang diperuntukan bagi kelas XII yang baru saja dinyatakan LULUS sekolah dan keluar dari keanggotaan secara akademik. Pendakian gunung gede adalah salah satu bentuknya. Dan kali ini Gunung Merbabu yang menjadi target obyek tujuan. Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari, 25 - 27 Juli 2011 ini diikuti oleh 22 ardhies -cowok dan cewek- dan 12 alumni.
Setelah berkumpul di kampus SMANCEP, dengan diangkut sebuah truk, sekitar jam 14.10 rombongan ardhies berangkat menuju Thekelan, Salatiga, dan tiba di Kopeng, Salatiga jam 17.00. Setelah beristirahat, 30 menit kemudian perjalanan dilanjutkan menuju basecamp Thekelan dengan berjalan kaki, dan... 2 jam pas rombongan tiba.
"Gunakan waktu istirahat kalian sebaik-baiknya, nanti pendakian akan kita mulai jam 9" Masdur memberikan instruksi kepada para ardhies setelah semua rombongan tiba di basecamp. Para ardhies pun tanggap dan langsung melakukan instruksi tanpa harus bertanya dua kali.
Jarum jam menunjukan pukul 9, aktivitas persiapan yang diinstruksikan sudah mulai nampak, dengan beberapa ardhies yang sudah melakukan penataan tas (packing). Kemudian Hesti Udel -ketua Ardhiwana- memberi instruksi agar para ardhies untuk berkumpul di depan basecamp sebagai langkah persiapan pendakian. Setelah semua berkumpul, giliran Masdur selaku Pembina Ardhiwana memberikan sedikit pengarahan kaitannya dengan pendakian yang akan dilakukan. Pendakaian pun dimulai seusai doa bersama oleh rombongan, "Sekarang jam 21.30... ayo jalan..!!" dengan melangkah lebih dulu Masdur sebagai pionir di depan. Rombongan dibagi 3 kelompok. Pertama dipimpin langsung oleh pembinanya, kelompok kedua didampingi MasDin Bonek, dan kelompok terakhir didampingi Giyanto Jambul.
Sejatinya pendakian ini memakan waktu 6 sampai 8 jam, namun di tengah perjalanan, sekitar pukul 2 pagi, setelah melewati POS terakhir, dua anggota pingsan, Mita Liu-liu dan Rosi Beling. Akhirnya Masdur memberi perintah untuk istrihat dan perjalanan akan dilanjutkan setelah mereka berdua sadar dan setelah matahari terbit. "Gunakan jurus kalian" seru Masdur agar para ardhies membuat bivak atau tenda darurat tempat mereka istirahat dan tidur.
Keesokan harinya, setelah kondisi tubuh sudah hangat dan sedikit bertenaga -karena semua sudah sarapan- sekitar pukul 7.15 perjalanan dilanjutkan dengan target awal, PUNCAK 1 yaitu Pertapan atau lebih dikenal dengan Watu Gubug. Watu Gubug karena di puncak yang berketinggian 2735 mdpl ini terdapat batu besar yang berlubang di tengahnya sehingga bisa dijadikan tempat untuk berteduh.
Dari sini rombongan betul-betul terbagi dan terpisah. Kelompok ketiga memilih untuk istirahat, dan menunggu kelompok pertama dan kedua turun dari perjalanan pendekaian yang akan dilanjutkan. Akhirnya dua kelompok pun meneruskan perjalan dan juga terpisah di tengah perjalanan. Pukul 8.45 Kelompok pertama tiba lebih dulu di Watu Gubug. Setelah 15 menit istirahat, perjalan kembali dilanjutkan, dan... akhirnya sampailah pada PUNCAK 2 Watu Tulis atau Menara (karena terdapat menara yang dibuat oleh TNI). Dan...berakhir di sini pula sisa-sisa kekuatan para ardhies ditunjukkan, waktu menunjukan jam 9.45. Sejatinya masih ada 5 puncak lagi yang harus dicapai untuk bisa dikatakan melakukan pendakian "Seven Summit (tujuh puncak)", tapi apa daya, hanya sampai disini kekuatan yang dimiliki para ardhies yang notaben masih pemula.
Setelah waktu istirahat cukup, sekitar pukul 10.30, rombongan memutuskan untuk turun gunung. Dan tiba di basecamp pukul 2 siang, istirahat sampai esok berikutnya.
Keesokan harinya, Senin 27 Juli tepat jam 9 pagi rombongan berkemas menuju Kopeng karena sudah mobil penjemputan berada di sana. and...go home..back to campus SMANCEP.

Rabu, 05 Januari 2011

Akhrinya Taklukan Puncak Ungaran







Meskipun dihadang kabut tebal dan badai yang cukup besar serta pada suhu 13 derajat Celcius, para ardhies akhirnya bisa menaklukan puncak Gunung Ungaran.
Walau sekelas G. Ungaran yang berketinggia 2050 mdpl, bagi pendaki pemula sudah cukup membanggakan bisa sampai ke puncak yang ditandai dengan monumen BANTENG RAIDER itu.


Mungkin kalimat ini sering muncul pada kegiatan Ardhiwana. Seperti tahun sebelumnya, SMA 1 Cepiring selalu mengadakan kegiatan yang dimotori oleh pengurus OSIS, KEMBER OSIS. Yaitu kemah bersama yang diikuti oleh pengurus OSIS itu sendiri bersama elemen-elemen dari ekskul. Namun kali ini sedikit berkurang pesertanya, hanya 3 elemen: OSIS, PA "Ardhiwana", dan Basket.

Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, 31 Desember 2010 s/d 2 januari 2011. Pada pukul 8.00 upacara pelepasan dimulai dan dibuka oleh wakaur kesiswaan Pak Yoshie yang langsung dilanjutkan perjalanan menuju ke Medini, dan tiba pukul 10.30 wib.
Pada dasarnya KEMBER ini bertempat di Medini. Namun, untuk PA melanjutkan ke Candi Promasan, karena sesuai jadwal dan kesepakatan, kegiatan PA lebih banyak di area Candi Promasan. Karena bertepatan dengan hari Jumat, peserta tidak langsung melakukan kegiatan masing-masing, akan tetapi menunggu solat Jumat selesai karena mayoritas peserta beragama Islam. Jadwal pertama adalah outbond fungames yang diikuti oleh seluruh peserta yang meliputi 7 bentuk kegiatan. Setelah terbentuk 8 kelompok outbond pun dimulai diantaranya banteng takeshi, pindah sarung dalam lingkaran, bambu bola, bambu air, pita lingkar, dan gobak sodor. Kegiatan yang dipandu Pak Yoshie itu selesai pukul 16.30 wib, dan istirahat.
Nah, dari sinilah acara Ardhiwana dimulai. Setelah keperluan pribadi sudah dilaksanakan, para ardhies -sebutan anggota ardhiwana- berkemas untuk melakukan perjalanan menuju Promasan. Dalam kondisi hujan, para ardhies tetap melakukan perjalanan seusai mendapat pengarahan dari Pak Yosh sekitar pukul 19.00.Dan Perjalanan pun dimulai. Dengan berselimut jas hujan dibantu penerangan lampu senter, para ardhies tetap enjoi melakukannya. Tepat pukul 21.15, para ardhies tiba di Dusun Candi Promasan dan ngecamp istirahat di rumah Pak Wit.

Acara pertama yang dijadwalkan adalah pendakian. Pada pukul 2.00 MasDur -pembina ardhiwana- mengintruksikan kepada para ardhies untuk segera berkemas karena setengah jam lagi pendakian akan dilakukan. Diawali dengan doa secara bersama perjalanan kemudian dimulai, dan kawan JAMBUL ditunjuk MasDur sebagai leadernya. Dengan menerobos kabut yang begitu tebal serta angin badai yang cukup besar para ardhies pantang untuk menghentikan dan membatalkan perjalanan. Sedikit tertatih-taih memang, namun pada pukul 5.30 rombongan pertama -kebanyakan para alumni termasuk MasDur- sampai juga di puncak. Sedangkan rombongan junior dan senior 2 & 3 menyusul satu jam kemudian setelah dijemput kembali oleh MasDur yang semestinya sudah sampai puncak bersama rombongan pertama.

Dalam kedinginan mencapai 13 derajat para ardhies beristirahat melepas lelah sembari mengisi perut dengan memasak secara survive sesuai dengan yang mereka pelajari untuk bertahan hidup di alam bebas.Setelah dua jam bertahan dan stamina mulai terkumpul, para ardhies melanjutkan turun gunung untuk melakukan kegiatan selanjutnya yaitu pengambilan tanda anggota bagi anggota baru. Dalam ardhiwana istilah ini disebut PENGKAOSAN. Karena di ardhiwana untuk bisa disebut sebagai anggota tetap adalah dengan menyelesaikan ritual ini setelah penrimaan anggota baru.

Di Promasan ini, ardhiwana mengakhiri kegiatan pada Minggu pukul 9.30 dengan melanjutkan perjalanan menuju Medini untuk bergabung kembali dengan elemen yang lain yang bertahan dan ngecamp di situ. dan pukul 10.30 caoo...sayonaraaa... (back to campus SMANCEP sekitar pukul 12.30)