Walaupun belum pernah mendaki gunung tersebut, Anwar prenges, Ibnu wakpo, Ari ucrit, berangkat sebagai leader di depan. MasDur selaku pembina di tengah dan di belakang ada MasDin dan
Alhamdulillah...sinar matahari masih bisa menghangatkan tubuh mereka. Setelah semua sarapan dan mengemasi perlengkapan, sekitar jam 8 dimulailah perjalanan untuk turun. "Tidak kita lanjutkan ke puncak, Mas?" tanya salah satu ardhies kepada masDur. Dengan alasan Karena persediaan logistik tidak mencukupi untuk melanjutkan perjalanan ke puncak maka lebih turun saja, jawabnya. Akhirnya alasan yang masuk akal tersebut bisa diterima dan mereka pun turun menuju basecamp. Sekitar jam 11 siang rombongan ardhies sampai di basecamp Garung, dan ternyata 1 kelompok kecil yang bertahan di pos 2 sudah turun dan sudh sampai lebih dulu di basecamp dalam keadaan selamat. Selanjutnya istirahat dan nge-camp sampai hari Senin sore menunggu jemputan mobil tiba. Seperti biasa, setelah turun gunung siang hari, malah harinya diadakan kegiatan ramah tamah. Masing-masing individu menyampaikan kesan dan pesannya setelah mengikuti pendakian. Ada yang sengsara, nelangsa, dan kaget ternyata pendakian itu tidak mudah dan nampak enak seperti yang ada di poto-poto kegiatan. Namun, kebanyakan dari mereka tidak merasa kapok dan mulai menyadari dan memetik pelajaran filosofinya. Bahwa bila seseorang yang sukses mencapai puncak tidak serta berjalan dengan mudah, akan tetapi layaknya orang menda
"Mendaki bukan mencari mati, tetapi mencari jatidiri"
"Kesuksesan tidak diraih dengan sejengkal langkah yang lurus, melainkan bisa dan berani melalui rintangan dan hambatan yang berliku"