Selasa, 16 Desember 2008
Waspadalah! Musim Penghujan, DBD dan Diare siap Menyerang
Salam Lestari...!!
Oeii...pren...pren...!!
Ingat lho...Sekarang lagi lagi musim hujan nih, semuanya saja diminta mewaspadai berbagai penyakit yang biasanya mewabah pada musim hujan, seperti DBD maupun diare akibat banyaknya genangan air yang menjadi penyebab berkembangnya nyamuk Aedes Aegypty.
Tingginya curah hujan dalam beberapa pekan ini dapat meningkatkan jumlah pasien penderita diare terutama pada anak-anak usia 13-15 tahun yang tidak mengetahui pola makan yang baik.
Peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mengawasi dan mencermati pola makan anak-anak, kalau bisa diusahakan anak-anak untuk tidak jajan sembarangan di luar rumah dan biasakan cuci tangan pakai sabun sebelum makan.
Selain itu, penyakit deman berdarah juga biasanya merebak pada musim hujan, sebab musim penghujan sangat memudahkan penyebaran penyakit DBD (deman berdarah dengue). Dan juga, kita harus lebih banyak membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Penyakit DBD ada karena kondisi lingkungan tidak bersih dan banyaknya genangan air yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk penyebar DBD.
Kebanyakan penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypty ini menyerang balita hingga anak usia 15 tahun, namun begitupun tidak tertutup kemungkinan juga menyerang orang dewasa.
Untuk itu, kita juga harus selalu menjaga kebersihan lingkungan, seperti mebmersihkan parit-parit di depan rumah masing-masing yang dapat menjadi sumber penyakit.
Perlu juga diperhatikan pot-pot bunga agar jangan sampai ada air yang tergenang, karena nyamuk penyebar DBD ini sangat senang hidup di air yang bersih.
Bila diperlukan setiap saat selalu melakukan fogging (pengasapan) di daerah yang diduga menjadi endemis penyakit tersebut dengan cara menghubungi dinas kesehatan setempat agar ditindaklanjuti.
Ingat kata orang bijak:
"Harta yang sangat berharga tiada lain adalah kesehatan",
Selamat bersih-bersih yaa...
Senin, 08 Desember 2008
Zat pada Ludah Manusia dapat Percepat Penyembuhan Luka
Para peneliti Belanda telah mengidentifikasi satu zat di dalam air ludah manusia yang mempercepat penyembuhan luka, demikian laporan mereka yang disiarkan di The Journal of Federation American Societies for Experimental Biology (FASEB).
Tim peneliti tersebut mendapati bahwa "histatin", protein kecil di dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri bertanggung-jawab atas penyembuhan luka.
Penelitian itu mungkin menawarkan harapan kepada orang yang menderita luka kronis yang berhubungan dengan diabetes dan gangguan lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Selain itu, karena zat tersebut dapat diproduksi secara masal, zat tersebut memiliki potensi untuk menjadi sama umumnya dengan krim antibiotik dan alkohol gosok.
"kami berharap temuan kami pada akhirnya bermanfaat buat orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka mengakibatkan trauma seperti luka bakar," kata Menno Oudhoff, penulis pertama laporan tersebut, seperti dikutip Xinhua.
"Studi ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengenai mengapa hewan menjilati luka mereka," kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi FASEB Journal.
"Itu juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang. Itu juga mengarahkan kita untuk mulai memandang air ludah sebagai satu sumber bagi obat baru".
(anthealth/smcn);Suara Merdeka;26/7/2008,
Tim peneliti tersebut mendapati bahwa "histatin", protein kecil di dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri bertanggung-jawab atas penyembuhan luka.
Penelitian itu mungkin menawarkan harapan kepada orang yang menderita luka kronis yang berhubungan dengan diabetes dan gangguan lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Selain itu, karena zat tersebut dapat diproduksi secara masal, zat tersebut memiliki potensi untuk menjadi sama umumnya dengan krim antibiotik dan alkohol gosok.
"kami berharap temuan kami pada akhirnya bermanfaat buat orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka mengakibatkan trauma seperti luka bakar," kata Menno Oudhoff, penulis pertama laporan tersebut, seperti dikutip Xinhua.
"Studi ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengenai mengapa hewan menjilati luka mereka," kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi FASEB Journal.
"Itu juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang. Itu juga mengarahkan kita untuk mulai memandang air ludah sebagai satu sumber bagi obat baru".
(anthealth/smcn);Suara Merdeka;26/7/2008,
Anak Muda Pacaran, Hanya Lihat Sisi Senangnya Saja
Seorang psikolog dari Semarang menyatakan, rata-rata anak muda di Indonesia dalam berpacaran hanya melihat sisi kesenangannya saja, dan tidak melihat sisi lainnya.
"Di kalangan anak muda, rata-rata mereka berpacaran sering tidak melihat sisi lainnya, yang dilihat hanya kesenangan semata. Selain itu banyak anak muda ketika berpacaran sering termakan oleh kata cinta, padahal pacaran yang sehat itu tidak hanya berdasar pada cinta semata," kata dr. Hastaning Sakti, psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di Semarang, Sabtu.
Hasta, begitu panggilan akrabnya, mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Road Show Diponegoro Care Centre (DCC) di kampus Psikologi Undip. Pada kesempatan ini Ia juga mengeluhkan dalam berpacaran anak muda saat ini sering menjurus pada hubungan seks di luar nikah yang berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, ia menambahkan, sebaiknya anak muda harus melihat dampak buruknya akibat melakukan hubungan seks bebas, seperti terjangkit HIV/AIDS, kehamilan, keguguran, dan dampak psikologi lainnya. "Jadi, kalau menilai pacar jangan hanya dari sisi baiknya saja, harus dilihat dari semua sisi, termasuk jangan melakukan hubungan seks di luar nikah," katanya mengingatkan.
"Saat ini banyak sekali kasus aborsi karena hamil di luar nikah. Hal ini, disebabkan karena hubungan pacaran yang tidak sehat," demikian Hasta. Road show yang diselenggarakan DCC ini juga mengangkat masalah kesehatan reproduksi serta kekerasan dalam pacaran.
Menurut Nuno, ketua panitia acara, kegiatan ini mengangkat masalah-masalah yang sering dihadapi oleh kalangan remaja seperti aborsi, kekerasan dalam pacaran, dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta narkoba.
"Sebenarnya acara-acara sejenis sudah banyak diselenggarakan baik di sekolah, kampus, maupun masyarakat, tapi kami optimis acara ini akan berpengaruh besar bagi pesertanya karena dalam acara ini peserta diajak diskusi dan tukar pendapat," katanya.
Acara DCC di Fakultas Psikologi ini adalah putaran pertama dari keseluruhan acara yang rencananya juga diadakan di semua fakultas di Universitas Diponegoro. "Kami rencananya akan menggelar road show di semua fakultas di Undip, untuk kegiatan di luar bulan-bulan kemarin kami sudah mengadakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, dan Jawa Barat," kata Nuno.
ABD;Sumber:Antara;Harian KOMPAS/29 November 2008/
"Di kalangan anak muda, rata-rata mereka berpacaran sering tidak melihat sisi lainnya, yang dilihat hanya kesenangan semata. Selain itu banyak anak muda ketika berpacaran sering termakan oleh kata cinta, padahal pacaran yang sehat itu tidak hanya berdasar pada cinta semata," kata dr. Hastaning Sakti, psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di Semarang, Sabtu.
Hasta, begitu panggilan akrabnya, mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Road Show Diponegoro Care Centre (DCC) di kampus Psikologi Undip. Pada kesempatan ini Ia juga mengeluhkan dalam berpacaran anak muda saat ini sering menjurus pada hubungan seks di luar nikah yang berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, ia menambahkan, sebaiknya anak muda harus melihat dampak buruknya akibat melakukan hubungan seks bebas, seperti terjangkit HIV/AIDS, kehamilan, keguguran, dan dampak psikologi lainnya. "Jadi, kalau menilai pacar jangan hanya dari sisi baiknya saja, harus dilihat dari semua sisi, termasuk jangan melakukan hubungan seks di luar nikah," katanya mengingatkan.
"Saat ini banyak sekali kasus aborsi karena hamil di luar nikah. Hal ini, disebabkan karena hubungan pacaran yang tidak sehat," demikian Hasta. Road show yang diselenggarakan DCC ini juga mengangkat masalah kesehatan reproduksi serta kekerasan dalam pacaran.
Menurut Nuno, ketua panitia acara, kegiatan ini mengangkat masalah-masalah yang sering dihadapi oleh kalangan remaja seperti aborsi, kekerasan dalam pacaran, dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta narkoba.
"Sebenarnya acara-acara sejenis sudah banyak diselenggarakan baik di sekolah, kampus, maupun masyarakat, tapi kami optimis acara ini akan berpengaruh besar bagi pesertanya karena dalam acara ini peserta diajak diskusi dan tukar pendapat," katanya.
Acara DCC di Fakultas Psikologi ini adalah putaran pertama dari keseluruhan acara yang rencananya juga diadakan di semua fakultas di Universitas Diponegoro. "Kami rencananya akan menggelar road show di semua fakultas di Undip, untuk kegiatan di luar bulan-bulan kemarin kami sudah mengadakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, dan Jawa Barat," kata Nuno.
ABD;Sumber:Antara;Harian KOMPAS/29 November 2008/
Minggu, 07 Desember 2008
Memerangi Candu Rakyat: Rokok
Rokok adalah candu yang dilegalkan banyak negara. Termasuk Indonesia. Lebih dari 60 juta orang Indonesia adalah pecandu rokok. Terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India. Parahnya, kebanyakan perokok di Tanah Air punya kebiasaan buruk. Merokok di sembarang tempat.
Tak heran, Pemerintah DKI Jakarta kembali menggencarkan operasi Kawasan Dilarang Merokok (KDM). Sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005, warga dilarang merokok di tempat-tempat umum seperti terminal, perkantoran, atau mal. Perokok disediakan tempat khusus yang terpisah dari orang-orang yang tidak merokok. Kampanye hidup sehat tanpa tembakau juga terus disuarakan berbagai pihak. Bahkan fatwa haram rokok mengemuka.
Perang terhadap rokok bukan tanpa alasan. Di berbagai negara beradab, rokok memang menjadi musuh utama setelah obat-obatan dan narkotik. Maklum pada setiap batang rokok terkandung lebih dari 4.000 racun mematikan bagi tubuh. Penelitian menunjukkan 9 dari 10 penderita kanker memiliki riwayat perokok. WHO menghitung, setiap tahun lima juta penduduk dunia meninggal akibat rokok. Parahnya, di Indonesia, para perokok pemula justru dimulai ketika masih sangat belia. Ironisnya lagi, para pecandu rokok kebanyakan justru dari keluarga miskin.
Celakanya, Indonesia belum memiliki undang-undang tentang pengendalian tembakau. Akibatnya, Rancangan Undang-undang Pengendalian Produk Tembakau bagi Kesehatan yang digagas sejak 2003 teronggok di Gedung Dewan. Apalagi, kalangan industri rokok di indonesia sudah punya peta jalan lima tahunan yang sudah disepakati dengan pemerintah. Jadilah perang melawan ketergantungan pada candu legal ini bak memburu angin belaka.
(TOZ/Tim Sigi SCTV)Liputan6.com, Jakarta:
Tak heran, Pemerintah DKI Jakarta kembali menggencarkan operasi Kawasan Dilarang Merokok (KDM). Sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005, warga dilarang merokok di tempat-tempat umum seperti terminal, perkantoran, atau mal. Perokok disediakan tempat khusus yang terpisah dari orang-orang yang tidak merokok. Kampanye hidup sehat tanpa tembakau juga terus disuarakan berbagai pihak. Bahkan fatwa haram rokok mengemuka.
Perang terhadap rokok bukan tanpa alasan. Di berbagai negara beradab, rokok memang menjadi musuh utama setelah obat-obatan dan narkotik. Maklum pada setiap batang rokok terkandung lebih dari 4.000 racun mematikan bagi tubuh. Penelitian menunjukkan 9 dari 10 penderita kanker memiliki riwayat perokok. WHO menghitung, setiap tahun lima juta penduduk dunia meninggal akibat rokok. Parahnya, di Indonesia, para perokok pemula justru dimulai ketika masih sangat belia. Ironisnya lagi, para pecandu rokok kebanyakan justru dari keluarga miskin.
Celakanya, Indonesia belum memiliki undang-undang tentang pengendalian tembakau. Akibatnya, Rancangan Undang-undang Pengendalian Produk Tembakau bagi Kesehatan yang digagas sejak 2003 teronggok di Gedung Dewan. Apalagi, kalangan industri rokok di indonesia sudah punya peta jalan lima tahunan yang sudah disepakati dengan pemerintah. Jadilah perang melawan ketergantungan pada candu legal ini bak memburu angin belaka.
(TOZ/Tim Sigi SCTV)Liputan6.com, Jakarta:
Rabu, 03 Desember 2008
warta ARDHIWANA
(*) Survival CURUGU SEWU, suah tapi senang
(*) Ardhiwana Menjuarai Astana Kuntul Nglayang
(*) PAB dan PTA angkatan 2008
(*) PAB dan PTA angkatan 2007
(*) Napak Tilas BAKENTURE
(*) Laskar Kyai Biru dan Kuda Putih
(*) PTA & PAB tahun 2008
(*) Menantang, Dihajar SUMBING
(*) Sumbing (2)
(*) Kepengurusan
(*) Anggota
(*) Ardhiwana Menjuarai Astana Kuntul Nglayang
(*) PAB dan PTA angkatan 2008
(*) PAB dan PTA angkatan 2007
(*) Napak Tilas BAKENTURE
(*) Laskar Kyai Biru dan Kuda Putih
(*) PTA & PAB tahun 2008
(*) Menantang, Dihajar SUMBING
(*) Sumbing (2)
(*) Kepengurusan
(*) Anggota
Senin, 01 Desember 2008
Stop AIDS Melibatkan Remaja
Hari ini, 1 Desember 2008, 20 tahun sudah HIV/AIDS diperingati oleh pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat dunia. Peringatan itu dilaksanakan sejak diadakannya pertemuan menteri kesehatan sedunia mengenai program-program pencegahan AIDS pada 1988.
HIV/AIDS sampai saat ini masih merupakan penyakit yang sangat menakutkan karena belum ada obat yang bisa menyembuhkan secara total. Penyakit tersebut sedikit lebih istimewa jika dibandingkan dengan penyakit lain. Sebab, kecuali sulit disembuhkan, penyakit itu -ternyata- selalu diperingati secara meriah di seluruh dunia.
oleh Abdul Rahem; Jawa POS; 1/12/2008
HIV/AIDS sampai saat ini masih merupakan penyakit yang sangat menakutkan karena belum ada obat yang bisa menyembuhkan secara total. Penyakit tersebut sedikit lebih istimewa jika dibandingkan dengan penyakit lain. Sebab, kecuali sulit disembuhkan, penyakit itu -ternyata- selalu diperingati secara meriah di seluruh dunia.
oleh Abdul Rahem; Jawa POS; 1/12/2008
Langganan:
Postingan (Atom)