
Kamis, 26 Februari 2009
'Geger' Paus atau Hiu? Pantai Jomblom Ramai Pengunjung

Senin, 16 Februari 2009
Survival CURUG SEWU, susah tapi senang
Lagi, Ardhiwana mlekasanakan kegiatan survival. Namun, kali ini selain sebagai ritual penerimaan anggota baru -susulan- dan pengkaosan juga merupakan pemanasan dan uji fisik bagi senior dua dan senior tiga.
Kegiatan ini dimulai Sabtu, 14 Januari 2009. Dibuka dengan apel secara sederhana oleh MasDur selaku pembinanya. "Kunci sukses untuk bisa bertahan di Ardhiwana adalah bisa menikmati setiap kegiatan dan tidak banyak keluhan yang berlebihan, serta yang paling penting adalah bisa beradaptasi dengan lingkungan", katanya dalam pembinaan.
Pada pemateri, selain diisi oleh para alumni Ardhiwana juga mendatangkan pemateri dari luar untuk mengisi materi Ilmu tentang Gua (Speleologi) dan Penelusuran Gua (Caving). Beliau juga alumni SMA 1 Cepiring lulusan tahun 2001, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Sekolah Pondok Modern Selamat Kendal, Ahmad Syaifuddin atau lebih akrab dipanggil Asep.
Penyampaian materi-materi tersebut berlangsung dari pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.30. Kemudian dilanjutkan dengan materi Ilmu Medan yang diisi oleh Masdur, pembina Ardhiwana sendiri. Dalam Ilmu Medan ini peserta -yang hanya diikuti oleh 3 anak dan semuanya cewek- langsung dituntut untuk praktik dengan cara mengelilingi desa Cepiring dalam keadaan malam hari dengan membaca peta yang sudah diberikan. Dan pelaksanaannya pun mereka harus bejalan sendiri -tidak beregu- mencari tempat yang dituju sesuai dengan intruksi di peta, karena materinya adalah survival invidu. Alhamdulillah semua selamat dan kegiatan malam bisa selesai pukul 02.00 pagi. Trus zZZzzz..zzzZz..Zz
Pagi harinya, pukul 07.00, adalah ritual kedua, Survival Kelompok. Tempat yang dituju adalah Curug Sewu, Patean. Dari Basecamp -SMA 1 Cepiring- Para ardhies (sebutan untuk anggota Ardhiwana) dengan menaiki truk berangkat menuju Sojomerto sebagai titik awal. Setelah turun dari mobil _tepatnya di area perhutani- para ardhies memulai perjalanan. Rute yang yang dilalui Dusun Klantung Ds Sojomerto - Muncar - Wonokerto - Kalices - Curug Sewu. Selama perjalanan ardhies terbagi 4 regu. Regu pertama sampai di tempat tujuan pada pukul 12.30, sedangkan regu terakhir pukul 13.30. "Nah, sekarang adalah ritual terakhir yang harus kalian lakukan yaitu pengkaosan sebagai perwujudan pengambilan tanda anggota" kata MasDur. Tanpa ba bi bu pengurus dan senior lainnya (termasuk kls X yang sudah jadi anggota resmi) mendadar 3 peserta yang semuanya cewek, Umi Hanik, Nur Faizah, dan Rizki Asih. Mereka disuruh masuk ke kubangan yang berisi air -setinggi paha- dan lumpur -setinggi lutut. Dengan maksud untuk menghayati makna air dan lumpur (tanah) dari segi filosofinya. Oleh seniornya -dan menurut versinya- dijelaskan maksud masuk ke air yang berisi lumpur (tanah) dan air adalah sepenuhnya rela dan ikhlas berjuang serta mencintai tanah air kita, Indonesia. Dan...selesai pukul 14.00 dilanjutkan bersih diri untuk yang didadar sementara yang lain istirahat, kemudian pukul 15.30, sayonaraa.......
Kegiatan ini dimulai Sabtu, 14 Januari 2009. Dibuka dengan apel secara sederhana oleh MasDur selaku pembinanya. "Kunci sukses untuk bisa bertahan di Ardhiwana adalah bisa menikmati setiap kegiatan dan tidak banyak keluhan yang berlebihan, serta yang paling penting adalah bisa beradaptasi dengan lingkungan", katanya dalam pembinaan.
Pada pemateri, selain diisi oleh para alumni Ardhiwana juga mendatangkan pemateri dari luar untuk mengisi materi Ilmu tentang Gua (Speleologi) dan Penelusuran Gua (Caving). Beliau juga alumni SMA 1 Cepiring lulusan tahun 2001, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Sekolah Pondok Modern Selamat Kendal, Ahmad Syaifuddin atau lebih akrab dipanggil Asep.
Penyampaian materi-materi tersebut berlangsung dari pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.30. Kemudian dilanjutkan dengan materi Ilmu Medan yang diisi oleh Masdur, pembina Ardhiwana sendiri. Dalam Ilmu Medan ini peserta -yang hanya diikuti oleh 3 anak dan semuanya cewek- langsung dituntut untuk praktik dengan cara mengelilingi desa Cepiring dalam keadaan malam hari dengan membaca peta yang sudah diberikan. Dan pelaksanaannya pun mereka harus bejalan sendiri -tidak beregu- mencari tempat yang dituju sesuai dengan intruksi di peta, karena materinya adalah survival invidu. Alhamdulillah semua selamat dan kegiatan malam bisa selesai pukul 02.00 pagi. Trus zZZzzz..zzzZz..Zz
Pagi harinya, pukul 07.00, adalah ritual kedua, Survival Kelompok. Tempat yang dituju adalah Curug Sewu, Patean. Dari Basecamp -SMA 1 Cepiring- Para ardhies (sebutan untuk anggota Ardhiwana) dengan menaiki truk berangkat menuju Sojomerto sebagai titik awal. Setelah turun dari mobil _tepatnya di area perhutani- para ardhies memulai perjalanan. Rute yang yang dilalui Dusun Klantung Ds Sojomerto - Muncar - Wonokerto - Kalices - Curug Sewu. Selama perjalanan ardhies terbagi 4 regu. Regu pertama sampai di tempat tujuan pada pukul 12.30, sedangkan regu terakhir pukul 13.30. "Nah, sekarang adalah ritual terakhir yang harus kalian lakukan yaitu pengkaosan sebagai perwujudan pengambilan tanda anggota" kata MasDur. Tanpa ba bi bu pengurus dan senior lainnya (termasuk kls X yang sudah jadi anggota resmi) mendadar 3 peserta yang semuanya cewek, Umi Hanik, Nur Faizah, dan Rizki Asih. Mereka disuruh masuk ke kubangan yang berisi air -setinggi paha- dan lumpur -setinggi lutut. Dengan maksud untuk menghayati makna air dan lumpur (tanah) dari segi filosofinya. Oleh seniornya -dan menurut versinya- dijelaskan maksud masuk ke air yang berisi lumpur (tanah) dan air adalah sepenuhnya rela dan ikhlas berjuang serta mencintai tanah air kita, Indonesia. Dan...selesai pukul 14.00 dilanjutkan bersih diri untuk yang didadar sementara yang lain istirahat, kemudian pukul 15.30, sayonaraa.......
Senin, 19 Januari 2009
PAB & PTA ARDHIWANA angkatan 2008
Dimulai Jumat, 2 Januari 2009, dengan transportasi 3 unit truk, peserta kember berangkat dari SMA 1 Cepiring pada pukul 08.30 pagi dan sampai di ds. Medini pukul 10.00 WIB. Setelah melaksanakan shalat Jumat, sekitar pukul 13.30 wib, peserta mulai melakuksn perjalanan menuju dusun Candi Promasan.
Berbeda dengan ekskul yang lain yaitu adanya kegiatan survival sebagai bentuk kegiatan perjalanan untuk ardhies -sebutan anggota Ardhiwana- maka para ardhies pun sebagai peserta terakhir yang sampai di tempat tujuan, Promasan atau Candi Promasan, sekitar pukul 17.15 wib.
PAB dan PTA kali ini diikuti 8 ardhies, 4 cowok dan 4 cewek, diantaranya Priatna Centhong, Tri Wahyono Kuwux, Ardhi Gathel, Fatchur Kelep, Diyah Apes, Ratna Selei, Ayu Dingkel, dan Yossi Pacet.
Bertempat di rumah Pak Wit -tempat transit- Ardhiwana memulai kegiatan PAB dan PTA di hari kedua sekitar jam 10 pagi, yaitu bersih gua Jepang. Dengan berbekal senter dan tas kresek peserta diminta masuk ke gua untuk membersihkan gua dari sampah terutama sampah organik mulai pintu masuk sampai pintu keluar, dan harus bersih. Setelah keluar dari gua, ardhies mengelilingi perkebunan teh sekitar Promasan untuk mendapatkan tugas selanjutnya. Dan berakhir jam 12 siang.
Sebelum kegiatan pemloncoan tersebut, Masdur -pembina Ardhiwan
Kegiatan pertama, Berdiri Secara Bersama, dengan tujuan utamanya bahwa dalam kegiatan secara berkelompok kita harus mengetahui bentuk kegiatannya, tingkat kesukaran kegiatan berbeda sehingga memerlukan strategi atau cara yang berbeda pula, kelemahan orang lain bukanlah penghambat dalam menuju keberhasilan kegiatan, kelebihan pada diri sendiri tidaklah menjadikan sombong dan menganggap orang lain tidak bisa. Kedua, Membangun Kepercayaan Diri, dengan tujuan utamanya bahwa dalam kegiatan secara berkelompok kita harus percaya pada diri sendiri, percaya kepada orang lain, menjaga amanat karena sudah dipercaya orang lain, dan berani mengambil resiko yang lebih mengutamakan kepentingan bersama. Ca
Setelah puas melakukan kegiatan selama tiga hari, barulah semua peserta kember pulang ke SMA 1 Cepiring pada hari minggu, 4 Januari 2009. Sekitar pukul 8 pagi setelah berbenah dan bersih-bersih kemudian melakukan perjalanan pulang dan sampai di Cepiring sekitar pukul 14.00 wib. dan...sayonaraa......
Selasa, 16 Desember 2008
Waspadalah! Musim Penghujan, DBD dan Diare siap Menyerang



Salam Lestari...!!
Oeii...pren...pren...!!

Ingat lho...Sekarang lagi lagi musim hujan nih, semuanya saja diminta mewaspadai berbagai penyakit yang biasanya mewabah pada musim hujan, seperti DBD maupun diare akibat banyaknya genangan air yang menjadi penyebab berkembangnya nyamuk Aedes Aegypty.
Tingginya curah hujan dalam beberapa pekan ini dapat meningkatkan jumlah pasien penderita diare terutama pada anak-anak usia 13-15 tahun yang tidak mengetahui pola makan yang baik.
Peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mengawasi dan mencermati pola makan anak-anak, kalau bisa diusahakan anak-anak untuk tidak jajan sembarangan di luar rumah dan biasakan cuci tangan pakai sabun sebelum makan.
Selain itu, penyakit deman berdarah juga biasanya merebak pada musim hujan, sebab musim penghujan sangat memudahkan penyebaran penyakit DBD (deman berdarah dengue). Dan juga, kita harus lebih banyak membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Penyakit DBD ada karena kondisi lingkungan tidak bersih dan banyaknya genangan air yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk penyebar DBD.
Kebanyakan penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypty ini menyerang balita hingga anak usia 15 tahun, namun begitupun tidak tertutup kemungkinan juga menyerang orang dewasa.
Untuk itu, kita juga harus selalu menjaga kebersihan lingkungan, seperti mebmersihkan parit-parit di depan rumah masing-masing yang dapat menjadi sumber penyakit.
Perlu juga diperhatikan pot-pot bunga agar jangan sampai ada air yang tergenang, karena nyamuk penyebar DBD ini sangat senang hidup di air yang bersih.
Bila diperlukan setiap saat selalu melakukan fogging (pengasapan) di daerah yang diduga menjadi endemis penyakit tersebut dengan cara menghubungi dinas kesehatan setempat agar ditindaklanjuti.
Ingat kata orang bijak:
"Harta yang sangat berharga tiada lain adalah kesehatan",
Selamat bersih-bersih yaa...
Langganan:
Postingan (Atom)